Gejala pada anjing setelah gigitan kutu

Anjing cenderung menggigit kutu lebih dari orang, karena mereka tidak dilindungi oleh pakaian dan sepatu. Karena parasit dapat dengan mudah menyerang dan menggali ke dalam kulit binatang. Sayangnya, banyak tungau menderita penyakit berbahaya, seperti pyroplasmosis dan ensefalitis. Oleh karena itu penting untuk memperhatikan gejala pertama pada anjing setelah gigitan kutu dan mengambil tindakan tepat waktu.

Apa gejala pertama gigitan kutu pada anjing?

Jika Anda menemukan dan menarik tanda centang dari hewan peliharaan Anda, dan setelah beberapa hari tiba-tiba menjadi lamban, kehilangan nafsu makan, lendirnya menguning, suhu naik dan ada sesak napas, kemungkinan besar hewan peliharaan Anda terinfeksi pyroplasmosis. Jika Anda tidak mengambil tindakan mendesak, beberapa hari kemudian anjing bisa mati karena bentuk akut penyakit.

Bentuk kronis pyroplasmosis terjadi pada hewan yang sebelumnya sakit atau memiliki kekebalan yang baik. Mereka memiliki penyakit yang dimanifestasikan oleh kurangnya nafsu makan dan peningkatan suhu, yang setelah beberapa hari dinormalisasi. Kondisi ini disertai dengan kelemahan dan diare. Juga pyroplasmosis kronis ditandai dengan cepat lelah dan kelelahan anjing.

Gejala gigitan kutu ensefalitis pada anjing

Kadang-kadang, setelah gigitan kutu, anjing menunjukkan gejala-gejala seperti: perilaku yang tidak memadai, kram cakar, menggigil di dalam tubuh, reaksi syaraf terhadap sentuhan apa pun, terutama di leher. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa ketika ensefalitis terinfeksi, otak dan sistem saraf anjing terpengaruh.

Untuk mengkonfirmasi dugaan, dokter hewan melakukan X-ray dan tomografi kepala, EEG otak, pemeriksaan cairan serebrospinal, tes darah dan serebrospinal serebrospinal cairan serebrospinal.

Pengobatan gigitan dan gejala tungau pada anjing

Ketika pyroplasmosis terinfeksi, pengobatan terdiri atas penghancuran parasit dengan bantuan persiapan Imidosan, Berenil, Veriben, Imizol, dan sejenisnya. Juga diperlukan untuk mendukung tubuh melalui vitamin, hepatoprotectors dan obat jantung. Bersamaan, perawatan komplikasi dilakukan.

Ensefalitis diobati dengan antibiotik dari sefalosporin generasi ketiga, serta agen antiparasit. Selain itu, berikan resep obat untuk mengurangi tekanan intrakranial, serta antikonvulsan.

Anda tidak boleh meresepkan obat sendiri, karena sangat spesifik dalam setiap kasus, dan sebagian besar obat sangat beracun, jadi jangan overdosis. Spesialis yang kompeten hanya akan dapat menunjuk spesialis yang kompeten.